Páginas


Saturday 27 August 2011


Ini Penyebab Kenapa Makan Larut Malam Harus Dihindari

Jakarta, Beberapa orang ada yang memiliki kebiasaan makan atau mengemil saat larut malam. Kebiasaan ini sebaiknya tidak dilakukan lagi, karena ada beberapa alasan yang membuat makan di larut malam harus dihindari.

Hasil penelitian menunjukkan kecenderungan sering makan larut malam karena dipicu oleh stres di siang hari atau mengalami gangguan tidur insomnia, sehingga seseorang mengalihkannya ke makanan.

Bahkan kegiatan makan larut malam hanya untuk membuat badannya bertambah gemuk pun sebaiknya tidak dilakukan. Memiliki kebiasaan makan larut malam sangat tidak dianjurkan, terutama jika dilakukan hampir setiap hari.

Pada orang yang memang memiliki kebiasaan ini dalam istilah medis disebut dengan sindrom makan malam (late night eating syndrome). Orang dengan sindrom ini akan mengonsumsi makanan berat setelah melewati jam makan malam ideal.

Makan larut malam bisa memberikan konsekuensi yang buruk bagi kesehatan. Berikut ini adalah alasan yang membuat makan larut malam harus dihindari, seperti dikutip dari Buzzle, Sabtu (27/8/2011) yaitu:

1. Mempengaruhi tidur
Penelitian ilmiah menemukan bahwa mengonsumsi makanan tinggi kalori, tinggi kafein dan rempah-rempah bisa membuat seseorang sulit tidur. Hal ini karena tubuh mengalami kesulitan dalam mencerna makanan tinggi kalori dan secara tidak langsung membuat seseorang sulit tidur nyenyak.

Selain itu makanan ini juga bisa menyebabkan kegelisahan, iritabilitas dan sakit pada perut, kondisi ini tentu saja akan mengganggu pola tidur atau terbangun di malam hari.

2. Menyebabkan kenaikan berat badan
Makan larut malam sangat mudah membuat berat badan seseorang, karena umumnya orang tidak melakukan banyak aktivitas di malam hari sehingga makanan yang masuk akan disimpan dalam tubuh menjadi lemak.

3. Rawan terkena konsekuensi kesehatan lainnya
Kondisi ini memicu terjadinya refluks esofagus (makanan berbalik naik ke atas) karena makanan yang dikonsumsi belum sepenuhnya sampai di lambung tapi sudah langsung tidur, memicu terjadinya penyakit gastroesophageal reflux (GERD) yang menimbulkan sensasi rasa terbakar ringan di dada dan nyeri daerah jantung. Sedangkan pada orang dengan diabetes, maka larut malam bisa mempengaruhi kemampuan resistensi insulin.
Selengkapnya...

Friday 26 August 2011


Bubar murid XII IA (Spongia.com)

hmhmh, ini foto pas bubar dilokal XII IPA :


Foto sama wali kelas ,,,,,,,,,,


Sampai2x foto - foto di lapangan ,,,,,,

ngiiiiiiiiing ,,,,,, Wah sirine nya dha bunyi ,,,,,,, waktunya buka

hmhmhmhmh,,,,,,,, cool,,,

h h h ,,,, pose yg bgus ,,,,, ooiii terawih , trawih terawih !!!
Selengkapnya...

Sunday 21 August 2011


Ditemukan, Ular Raksasa dengan Jambul Ayam

Seekor ular raksasa yang dikepalanya memiliki jambul seperti layaknya ayam jantan ditemukan di Fushin City, provinsi Liaoning, China.
Ular ini ditemukan pertamakali pada bulan lalu oleh warga setempat. Ketika itu, pekerja sedang melakukan ekskavasi di dekat sebuah situs konstruksi.

Ular raksasa yang ditemukan itu memiliki panjang 16,7 meter dan berat sekitar 300 kilogram. Kulit seluruh tubuh ular itu bersinar keemasan, dan uniknya, di bagian kepala ular terdapat jambul ayam. Diyakini, spesies ular dengan jambul ini sangatlah langka.

Ketika ditemukan, dikutip dari Asian Town, 6 Juli 2011, ular tersebut dalam kondisi terluka. Ia kemudian diberi pertolongan darurat dan diproteksi oleh petugas dari Wild Chiayi Shenyang. Sayangnya, ular itu mati di perjalanan dari Shenyang ke Beijing.

Pihak departemen terkait China segera menyelidiki bangkai ular raksasa yang sangat langka itu. Para pakar kehidupan liar sendiri memperkirakan, usia ular ini mencapai sekitar 140 tahun, dan ia biasanya tinggal di gua.
Selengkapnya...


30 cara melembutkan hati


Hadis riwayat Aisyah ra. istri Nabi saw.:
Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya


Kita tidak lalai akan do'a yang satu ini : "Ya Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah diriku dalam Agama-Mu dan dalam Ketaatan kepada-Mu".

Begitulah, menjaga kondisi hati untuk senantiasa istiqomah berada di jalan Allah, senantiasa bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala kekerasan (hati), tidaklah mudah. Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan "makanan-makanan" hati, terkadang membuat hati menjadi keras, kering, lalu mati... Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.

Untuk itu, beberapa nashehat berikut patut kita renungi dalam upaya melembutkan hati. Kita hendaknya senantiasa:
1. Takut akan datangnya maut secara tiba-tiba sebelum kita sempat bertaubat.
2. Takut tidak menunaikan hak-hak Allah secara sempurna. Sesungguhnya hak-hak Allah
itu pasti diminta pertanggungjawabannya.
3. Takut tergelincir dari jalan yang lurus, dan berjalan di atas jalan kemaksiatan dan jalan
syaithan.
4. Takut memandang remeh atas banyaknya nikmat Allah pada diri kita.
5. Takut akan balasan siksa yang segera di dunia, karena maksiat yang kita lakukan.
6. Takut mengakhiri hidup dengan su'ul khatimah.
7. Takut menghadapi sakaratul maut dan sakitnya sakaratul maut.
8. Takut menghadapi pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di dalam kubur.
9. Takut akan adzab dan prahara di alam kubur.
10. Takut menghadapi pertanyaan hari kiamat atas dosa besar dan dosa kecil yang kita
lakukan.
11. Takut melalui titian yang tajam. Sesungguhnya titian itu lebih halus daripada rambut
dan lebih tajam dari pedang.
12. Takut dijauhkan dari memandang wajah Allah.
13. Perlu mengetahui tentang dosa dan aib kita.
14. Takut terhadap nikmat Allah yang kita rasakan siang dan malam sedang kita tidak
bersyukur.
15. Takut tidak diterima amalan-amalan dan ucapan-ucapan kita.
16. Takut bahwa Allah tidak akan menolong dan membiarkan kita sendiri.
17. Kekhawatiran kita menjadi orang yang tersingkap aibnya pada hari kematian dan pada
hari timbangan ditegakkan.
18. Hendaknya kita mengembalikan urusan diri kita, anak-anak, keluarga, suami dan harta
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan jangan kita bersandar dalam memperbaiki
urusan ini kecuali pada Allah.
19. Sembunyikanlah amal-amal kita dari riya' ke dalam hati, karena terkadang riya' itu
memasuki hati kita, sedang kita tidak merasakannya. Hasan Al Basri rahimahullah
pernah berkata kepada dirinya sendiri. "Berbicaralah engkau wahai diri. Dengan
ucapan orang sholeh, yang qanaah lagi ahli ibadah. Dan engkau melaksanakan amal
orang fasik dan riya'. Demi Allah, ini bukan sifat orang mukhlis".
20. Jika kita ingin sampai pada derajat ikhlas maka hendaknya akhlak kita seperti akhlak
seorang bayi yang tidak peduli orang yang memujinya atau membencinya.
21. Hendaknya kita memiliki sifat cemburu ketika larangan-larangan Allah diremehkan.
22. Ketahuilah bahwa amal sholeh dengan keistiqomahan jauh lebih disukai Allah
daripada amal sholeh yang banyak tetapi tidak istiqomah dengan tetap melakukan
dosa.
23. Ingatlah setiap kita sakit bahwa kita telah istirahat dari dunia dan akan menuju akhirat
dan akan menemui Allah dengan amalan yang buruk.
24. Hendaknya ketakutan pada Allah menjadi jalan kita menuju Allah selama kita sehat.
25. Setiap kita mendengar kematian seseorang maka perbanyaklah mengambil pelajaran
dan nasihat. Dan jika kita menyaksikan jenazah maka khayalkanlah bahwa kita yang
sedang diusung.
26. Hati-hatilah menjadi orang yang mengatakan bahwa Allah menjamin rezeki kita
sedang hatinya tidak tenteram kecuali sesuatu yang ia kumpul-kumpulkan. Dan
menyatakan sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia, sedang kita tetap
mengumpul-ngumpulkan harta dan tidak menginfakkannya sedikit pun, dan
mengatakan bahwa kita pasti mati padahal dia tidak pernah ingat mati.
27. Lihatlah dunia dengan pandangan I'tibar (pelajaran) bukan dengan pandangan
mahabbah (kecintaan) kepadanya dan sibuk dengan perhiasannya.
28. Ingatlah bahwa kita sangat tidak kuat menghadapi cobaan dunia. Lantas apakah kita
sanggup menghadapi panasnya jahannam?
29. Di antara akhlak wanita mu'minah adalah menasihati sesama mu'minah.
30. Jika kita melihat orang yang lebih besar dari kita, maka muliakanlah dia dan katakana
kepadanya, "Anda telah mendahului saya di dalam Islam dan amal sholeh maka dia
jauh lebih baik di sisi Allah. Anda keluar ke dunia setelah saya, maka dia lebih baik
sedikit dosanya dari saya dan dia lebih baik dari saya di sisi Allah."
Selengkapnya...

Saturday 20 August 2011


7 Deadly Sins - Iblis-Iblis Yang Mewakili 7 Dosa Besar

Pasti semua sudah tahu kan 7 dosa besar, bahasa kerennya adalah 7 DEADLY SINS. 7 dosa ini adalah :

1. Kebanggan atau Pride (superbia)
2. Rakus harta atau Greed (avaritia)
3. Nafsu seks yang berlebihan atau lust (luxuria)
4. Iri hati atau Envy (invidia)
5. Rakus makan/berlebihan dalam makan atau Gluttony (Gula atau gullia)
6. Marah atau Wrath (ira)
7. Kemalasan atau Sloth(acedia)

1. Lucifer (Pride):

Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" yang berarti "Pembawa Cahaya" (dari lux, lucis, "cahaya", dan "ferre", "membawa"), adalah sebuah nama untuk "Bintang Fajar" (planet Venus ketika muncul pada dini hari).
Lucifer menurut kisah-kisah dulunya adalah malaikat namun akhirnya diturunkan ke bumi karena menentang Tuhan, yang ketika itu mulai menciptakan Adam (sudah pada tahu kan, dalam kitab2, dia digambarkan sebagai Iblis yang menentang sehingga dihukum selamanya).
Nah , Kebanggaan yang melahirkan kesombongan inilah yang akhirnya Lucifer "didapuk" menjadi penanggung jawab untuk meyebarkan dosa ini. =)

2. Mammon (Greed):

Mammon adalah iblis keserakahan, kekayaan dan ketidakadilan. Orang-orang yang menyembah Mammon yang setara dengan orang-orang rakus pada uang. Nah gambar diatas memperlihatkan Mammon sedang menahan uang/harta di pangkuannya (itu artinya pelit) dan menginjak kepala seseorang (itu bisa diartikan menginjak penyembahnya atau bisa pula sedang menginjak orang lain untuk kekayaannya).

3. Asmodeus (Lust):

Asmodeus adalah setan nafsu dan karena itu bertanggung jawab untuk memutar hasrat seksual orang. Dikatakan bahwa orang yang jatuh ke cara Asmodeus akan dihukum selamanya di neraka tingkat kedua.
Dia membawahi tujuh puluh dua pasukan setan di bawah komandonya. Dia adalah salah satu raja neraka di bawah Lucifer.
Dia digambarkan muncul dengan tiga kepala, yang pertama adalah seperti banteng , yang kedua seperti laki-laki dengan mahkota, dan yang ketiga seperti domba jantan. Dia memiliki ekor ular , dan dari mulutnya mengeluarkan api. Selain itu, ia duduk di atas sebuah neraka naga , memegang tombak.

4. Leviathan (Envy):

Leviathan adalah salah satu dari tujuh pangeran dari neraka dan pintu neraka ada di mulutnya (Hellmouth ). Leviathan identik dengan rakasa laut besar. Leviathan adalah salah satu setan yang dikatakan untuk menggoda laki-laki dalam melakukan penghujatan. Penghujatan ini bisa diartikan karena alasan dendam yang timbul karena iri atau dengki dengan sesuatu hal.

5. Beelzebub (Gluttony):

Beelzebub, adalah nama dari salah satu dari tujuh raja neraka dan digambarkan sebagai dewa lalat. Dia mengajak seseorang untuk makan banyak, mahal, rakus, dan pilih-pilih makanan. Dosa ini kelihatan kecil, karena hanya masalah makan, tetapi menjadi dosa yang besar ternyata.

6. Satan/Amon (Wrath):

Wah, kalau ini pasti semua sudah tahu, jadi TS kasih penjelasan singkat ya.
Dia adalah perwujudan dari antagonisme yang berasal dari agama-agama Abrahamik. Dia memunculkan kemarahan yang akhirnya bersifat detruktif dan menimbulkan dosa. Contoh dari akibat dari dosa ini adalah membunuh (bisa juga membunuh orang lain buat pemujaan).
Namun, yang paling berat dari dosa ini adalah bunuh diri.

7. Belphegor (Sloth):

Belphegor digambarkan dalam dua model berbeda: sebagai seorang wanita muda yang cantik ketika di dunia atau sebagai iblis berjenggot mengerikan dengan tanduk dan kuku yang tajam.
Dia sering dikatakan juga sebagai iblis kekayaan yang didapat dengan licik. Dia mendorong seseorang untuk mendapatkan kekayaan dengan cara mudah dan jika perlu dengan menipu. Sebagai contoh adalah korupsi. Nah, setelah kaya maka waktunya untuk bermalas-malasan tanpa bekerja. Kemalasan, bagi kita biasanya bisa menjadi sebuah kebiasaan. contoh paling mudah adalah menunda pekerjaan dan terus mencari pekerjaan yang mudah dengan hasil yang besar.
Selengkapnya...


Iblis menceritakan fadilah puasa

Rasulullah s.a.w. ada menyoal Iblis tentang puasa di bulan Ramadhan,jawab Iblis, "Ya Rasulullah! Inilah satu bencana yg amat besar bagiku.Bila tibanya bulan ini akan bersinarlah cahaya di Arasy serta Kursi dan semua malaikat bersukaria.Bagi mereka yg berpuasa akan mendapat kurnia yg besar dari ALLAH.Dosa mereka akan diampuni dan digantikan dengan pahala kebajikan serta tidak akan ditulis kesalahan mereka selama berpuasa." "Yg lebih menyakitkan hatiku ialah semua isi langit dan bumi serta semua makhluk yg bernyawa sentiasa mendoakan mereka siang dan malam memohon keampunan.Bagi mereka yg berpuasa juga akan dimerdekakan oleh ALLAH setiap hari dari Ramadhan dengan seribu kemerdekaan dari azab neraka serta semua pintu neraka akan ditutup dan dibukakan semua pintu syurga.Pada hari bermulanya umatmu berpuasa,datanglah para malikat kepadaku dengan garangnya lalu menangkap aku bersama dengan bala tentera aku yg terdiri dari jin,syaitan dan ifrit." "Dipasangkan pada kaki dan tangan kami dengan rantai besi panas lalu dimasukkan kami ke dalam perut bumi yg paling bawah sekali.Disini kami mendapat berbagai azab siksaan dan terpaksa menunggu sehingga umatmu selesai mengerjakan puasa.Selepas itu barulah kami dibebaskan ini supaya umatmu merasa kesenangan dalam mengerjakan ibadat puasa." Begitulah cerita Iblis kepada Rasulullah,amatlah ruginya kita jika tidak mengambil kesempatan ini dikala semua bangsa jin dan syaitan telah dirantai oleh ALLAH S.W.T.
Selengkapnya...


Keutamaan Ramadhan

Ash-Shaum merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang memiliki keutamaan yang sangat tinggi, serta memiliki berbagai faidah dan hikmah sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya tatkala menjelaskan firman Allah subhanahu wata’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ( البقرة: ١٨٣)
Artinya  :
” Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian ash-shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa.” [Al-Baqarah : 183]
Di antaranya :
1.      Ash-shaum adalah salah satu sebab terbesar yang mengantarkan seseorang menuju taqwa. ) Sedangkan taqwa itu akan mendorong orang yang menjalankan ibadah shaum untuk meninggalkan berbagai larangan Allah [C], baik berupa minuman, makanan, dan jima’ (hubungan suami-istri) dan beberapa larangan sejenisnya yang disukai oleh hawa nafsu, dan shaum dilakukan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah [C] dengan mengharapkan balasan di sisi-Nya.
2.      Orang yang menjalankan ibadah shaum melatih jiwanya agar senantiasa merasa diawasi oleh Allah (muroqobatullah) sehingga dia meninggalkan kemauan hawa nafsunya meskipun mampu menurutinya, sebab dia mengetahui adanya pengawasan Allah [C] terhadap dirinya.
3.      Ash-shaum dapat mempersempit ruang gerak syaithan karena ia masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah. ()
4.      Ash-shaum akan melemahkan kekuatan syaithan, sehingga orang tersebut semakin terjauhkan dari kemaksiatan.
5.      Orang yang menunaikan ash-shaum, mayoritasnya akan melakukan banyak ketaatan dan itu merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah [C].
6.      Terkhusus bagi orang kaya bila merasakan pedihnya lapar karena ash-shaum maka akan muncul dalam dirinya kepedulian kepada fuqara`, dan hal ini juga merupakan bagian dari ketaqwaan kepada Allah [C].()
Asy-Syaikh Al-’Utsaimin ketika ditanya tentang hikmah ash-shaum, beliau  shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab antara lain : bahwa ash-shaum mememiliki beberapa hikmah dalam hal sosial kemasyarakatan, antara lain munculnya perasaan di tengah-tengah kaum muslimin bahwa mereka adalah umat yang satu, makan dan bershaum di waktu yang sama. )
Asy-Syaikh Alu Bassam dalam Taudhihul Ahkam () menyebutkan hikmah  lain dari ibadah ash-shaum, di antaranya :
1.    Mendorong seseorang untuk bersyukur kepada Allah dan mengingat berbagai nikmat-Nya.
2.    Memiliki manfaat kesehatan, yaitu memberikan kesempatan pada alat pencernaan untuk istirahat.

Oleh karena itu, kalau kita perhatikan dengan seksama ayat pertama yang padanya Allah memerintahkan kaum mu`minin untuk bershaum diakhiri dengan penyebutan tujuan tersebut, yaitu ayat ke-183 surat Al-Baqarah, Allah berfirman :
(لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)
“Agar kalian bertaqwa”
Begitu pula Allah mengakhiri ayat terakhir tentang perintah ash-shaum ini dengan penyebutan tujuan tersebut pula, yaitu  ayat ke-187 surat Al-Baqarah, Allah berfirman :
)لَعَلَّهُمْ تَتَّقُونَ(
“Agar mereka bertaqwa”
Dari Shafiyyah [G] bahwa Nabi [E] berkata :
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرى الدَّم
Sesungguhnya Syaithan berjalan dalam tubuh manusia sesuai dengan aliran  darahnya.” [HR. Al-Bukhari 2035, 2038, 2039, 3101, 3281, 6219, 7171;Muslim 2175]
Selengkapnya...


Awal turunnya perintah Shaum Ramadhan

Awal turunnya kewajiban shaum Ramadhan adalah pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriyah, atas dasar ini para ulama berijma’ bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menunaikan ibadah shaum Ramadhan selama hidupnya sebanyak sembilan kali. ()
Ibnul Qayyim mengatakan dalam Zadul Ma’ad, bahwa difardhukannya shaum Ramadhan melalui tiga tahapan :
1.      Kewajibnya yang bersifat takhyir (pilihan).
2.      Kewajiban  secara Qath’i (mutlak), akan tetapi jika seorang yang shaum  kemudian tertidur sebelum berbuka maka diharamkan baginya makan dan minum sampai hari berikutnya.
3.      Tahapan terakhir, yaitu yang berlangsung sekarang dan berlaku sampai hari kiamat sebagai nasikh (penghapus) hukum sebelumnya.()
Tahapan awal berdasarkan firman Allah I :
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ( البقرة: ١٨٤)
Artinya :
” Dan wajib bagi orang yang berat untuk menjalankan ash-shaum maka membayar fidyah yaitu dengan cara memberi makan seorang miskin untuk setiap harinya. Barang siapa yang dengan kerelaan memberi makan lebih dari itu maka itulah yang lebih baik baginya dan jika kalian melakukan  shaum maka hal itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya.”  [Surat Al-Baqarah 184]
Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir :
“Adapun orang yang sehat dan mukim (tidak musafir-pen) serta mampu menjalankan ash-shaum diberikan pilihan antara menunaikan ash-shaum atau membayar fidyah. Jika mau maka dia bershaum dan bila tidak maka dia membayar fidyah yaitu dengan memberi makan setiap hari kepada satu orang miskin. Kalau dia memberi lebih dari satu orang maka ini adalah lebih baik baginya.”()
Ibnu ‘Umar [L] ketika membaca ayat ini فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ  mengatakan : “bahwa ayat ini mansukh (dihapus hukumnya-pen)”.()
Dan atsar dari Salamah ibnu Al-Akwa’ tatkala turunnya ayat ini berkata :
“Barangsiapa hendak bershaum maka silakan bershaum dan jika tidak maka silakan berbuka dengan membayar fidyah. Kemudian  turunlah  ayat  yang berikutnya yang memansukhkan (menghapuskan) hukum tersebut di atas.” ()
Secara dhahir, ayat ini وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ  mansukh (dihapus) hukumnya dengan ayat  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ sebagaimana pendapat jumhur ulama ().
Tetapi dalam sebuah atsar Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata :
“Ayat ini bukanlah mansukh melainkan rukhshoh (keringanan) bagi orang tua (laki-laki maupun perempuan) yang lemah supaya memberi makan seorang miskin untuk setiap harinya.” ()
Berkata Al-Hafizh Ibnu Katsir :
“Kesimpulan bahwa mansukhnya ayat ini وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ adalah benar yaitu khusus bagi orang yang sehat lagi mukim dengan diwajibkannya ash-shaum atasnya. Berdasarkan firman Allah فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْه Adapun orang tua yang lemah dan tidak mampu bershaum maka wajib baginya untuk berifthor (berbuka) dan tidak ada qadha` baginya”.()
Dan inilah tahapan kedua. Tetapi jika seseorang bershaum kemudian tertidur di malam harinya sebelum berbuka maka diharamkan baginya makan, minum dan jima’ sampai hari berikutnya.
Tahapan ini kemudian mansukh (dihapuskan) hukumnya berlandaskan hadits Al Barra’ t:
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ  rإِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَائِمًا فَحَضَرَ اْلإِفْطَارُ فَنَامَ قَبْلَ أَنْ يُفْطِرَ لَمْ يَأْكُلْ لَيْلَتَهُ وَلاَ يَوْمَهُ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنَّ قَيْسَ بْنَ صِرْمَةَ الأَنْصَارِي كَانَ صَائِمًا فَلَمَّا حَضَرَ اْلإِفْطَارُ أَتَى اِمْرَأَتَه فَقَالَ لَهَا : أَعِنْدَكِ طَعَامٌ ؟ قَالَتْ : لاَ لكِنْ أَنْطَلِقُ فَأَطْلُبُ لَكَ – وَكَانَ يَوْمَهُ يَعْمَلُ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ- فَجَاءَتْ اِمْرَأَتُهُ فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ : خَيْبَةً لَكَ !  فَلَمَّا اِنْتَصَفَ النَّهَارُ غُشِيَ عَلَيْهِ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِلنَّبِي  rفَنَزَلَتْ هَذِهِ اْلأَيَةُ :  )أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ( فَفَرِحُوا بِهَا فَرْحًا شَدِيْدًا فَنَزَلَتْ )وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ( [رواه البخاري  وأبو داود]
Artinya :
“Dahulu Shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam  jika salah seorang di antara mereka shaum kemudian tertidur sebelum dia berifthar (berbuka) maka dia tidak boleh makan dan minum di malam itu dan juga siang harinya sampai datang waktu berbuka lagi. Dan (salah seorang shahabat yaitu), Qois bin Shirmah Al Anshory dalam keadaan shaum, tatkala tiba waktu berbuka, datang kepada istrinya dan berkata : apakah kamu punya makanan ? Istrinya menjawab : “Tidak, tapi akan kucarikan untukmu (makanan).” – dan Qois pada siang harinya bekerja berat sehingga tertidur (karena kepayahan)-  Ketika istrinya datang dan melihatnya (tertidur) ia berkata : ” Rugilah Engkau (yakni tidak bisa makan dan minum dikarenakan tidur sebelum berbuka- pen) !” Maka ia pingsan di tengah harinya. Dan ketika dikabarkan tentang kejadian tersebut kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, maka turunlah ayat :
)أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ(
“Telah dihalalkan bagi kalian pada malam hari bulan shaum (Ramadhan) untuk berjima’ (menggauli) istri-istri kalian.”
dan para shahabat pun berbahagia sampai turunnya ayat yang berikutnya yaitu :
)وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ(
“Dan makan serta minumlah sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.”
[HR. Al-Bukhari dan Abu Dawud] ()

Lihat Kitab Taudhiihul Ahkam, Kitabush shiyam Jilid 3 hal 123 (secara makna).
Lihat Zadul ma’ad kitabus shiyam jilid 2 hal.20
Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, hal. 180 (Surat Al-Baqarah ayat 184)
Al-Bukhari Kitabut Tafsiir hadits no.4506.
Al-Bukhari Kitabut Tafsir hadits no.4507; Muslim Kitabush Shiyamhadist no. 149 – [ 1145 ] dan Abu Dawud Kitabush Shiyam, bab 2, hadist no.2312
Lihat Syarh Shahih Muslim An-NawawiKitabush Shiyam hadits no. 149 – [ 1145 ]
Al-Bukhari Kitabut Tafsir hadits no. 4505
Lihat Tafsir Ibnu Katsir (II/281) dalam menafsirkan QS Al-Baqarah : 183 -185.
Peny :  Sehingga dengan ini, ayat (…وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيْقُونَهُ فِدْيَةٌ) masih tetap berlaku hukumnya orang yang lanjut usia dan tidak mampu untuk bershaum, dengan cara membayar fidyah. Namun bagi orang yang muda belia yang muqim (tidak musafir) tetap wajib atasnya ash-shaum.
Al-Bukhari Kitabush Shaum hadits no. 1915 dan Abu Dawud Kitabush Shiyaam, bab 1, hadits no. 2311.
Selengkapnya...